LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH AGRONOMI TANAMAN
HORTIKULTURA
Budidaya Kangkung
OLEH :
KIPLY PANDIANGAN
T.T.2017
KATA
PENGANTAR
puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa
atas rahmatnya yang telah dilimpahkan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “BUDIDAYA TANAMAN
KANGKUNG” yang merupakan salah satu tugas dari matakuliah dasar-dasar agronomi.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pembingbing atas bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya laporan ini semoga laporan ini ndapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya
membangun semangat, penulis mengharapkan demi kesempurnaan di masa yang akan
datang.
Belilas, November 2017
penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
II.
Tinjauan
pustaka
a.
Morphology Tanaman Kangkung
b.
Syarat tumbuh
III. BAHAN DAN
METODE
3.1 waaktu
dan tempat
3.2 alat dan
bahan
3.3 kegiatan
pratikim
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. PENUTUP
VI.
DAFTAR PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari
Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture
(bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni
bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias. Tanaman
Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan,
Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu:
Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura
berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya
tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada
umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan
budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini
per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman
holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman
hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai
makanan, dan lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa
teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu secara generati dan secara
vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan tanaman melalui biji.
Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif (biji)
pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang
populer dan digemari masyarakat Indonesia. Tanaman kangkung berasal dari India
sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina
Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai,
sedangkan di Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung
memiliki beberapa nama daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi)
dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap
dengan kandungan yang ada pada kangkung seperti kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia
yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang
bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan
bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat baik untuk mencegah
konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam
tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini
berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi
mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung
seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea
aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang hijau
cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil,
daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung
darat (Ipomea reptans).
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kangkung termasuk suku
Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman
kangkung dalam sistematika
tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea reptan
1.1
Morphology
Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100
cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada
jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang,
berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya
akan menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang
dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan
baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama
fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji
terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk
“terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria,
2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi
tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna
buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil
sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung
bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan
termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi
sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).
1.2
Syarat
Tumbuh
1.
Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.
Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim
panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan
tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman
kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak
tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput
liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak
rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga
disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik
100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2.
Media
Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah
yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang
selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan
tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi
tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3.
Ketinggian
Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk (Anggara, 2009).
III.
BAHAN
DAN METODE
A.
Waktu
dan Tempat
Waktu pelaksnaan pratikum dimulai tanggal 18 Maret 2015 – 13
Mei 2015 dan tempat pelaksanaan pratikum
dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau,
Jalan Kaharudin Nasution KM 11,
Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.
B.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
dalam pratikum : cangkul, garu, angkong, meteran, hand sprayer, gambor, tali
rapia, benih kangkung, pomi, gunting, rol, pupuk kandang.
C.
Kegiatan
Pratikum
1. Pembersihan
dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu
melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah
lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,50 M x 8 M dan
lebar drainase 60 cm.
2. Pengolahan
lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan,
tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang
berbahaya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari.
Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk
penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3. Pengukuran
jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran
dengan jarak tanam 5 x 30 cm dan
jarak dari pinggir bedengan 8 cm.
Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nati.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan caramelubangi titik tanam yang telah di ukur, dengan kedalaman 2 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji kangkung supaya tubuhnya lebih optimal.
5. Pemeliharaan
a.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan
sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia.Sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya, namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan
tidak dilakukan penyiraman.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu/gulma yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan
dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar
tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya
kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara,
air dan cahaya matahari.
c.
Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan urea dan mpksebanyak 2 kali. Pemupukan dilakukan
dengan mengiakan gembor/penyiram. Sebaiknya
pemupukan dilakukan pada sore hari.
6. Pemanenan
Panen
dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap.
Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang telah layak ditanam kemudian
diukur berapa tinggi tanaman, dan berat basah dari hasil tanaman tersebut.
Sedangkan panen kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang ada.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau
pengukuran tanaman sebagai berikut :
Tanggal
Pengamatan
|
Rata-rata tinggi
Tanaman
|
Rata-tata jumlah
Daun
|
08/11/2016
|
5 cm
|
2 helai
|
19/11/2016
|
11 cm
|
9 helai
|
27/04/2016
|
30 cm
|
15 helai
|
01/04/2015
|
45 cm
|
20 helai
|
B.
Pembahasan
Kangkung darat merupakan tanaman
yang sangat memerlukan air untuk membantu pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung
kekurangan air maka pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Jadi
untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman seperti
penyiraman sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan
pertumbuhannya akan lebih bagus.
Adapun jenis hama yang meyerang
tanaman kangkung darat seperti ulat, kutu putih dan
wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman
karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan
habis dimakannya. kutuh putih merusak daun kangkung mengakibatkan daun kuning. Sedangkan
hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil
kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya ketersediaan
air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman
kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya
yang keras dan banyak mengandung getah.
ini. Setelah penen pertama dan
dilakukan pemupukan pomi retang waktu untuk pemanenan kedua lebih cepat dan
tanaman lebih subur dan hijau.
Demikianlah
laporan ini saya buat, karna ini masih dalam
percobaan, ini adalah penelitian yang sederhana, dan ini masih banyak
kekurangan didalamnya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dengan
sifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya.
2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2015
Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-kangkung_23.html diakses tanggan 1 Mei 2015
Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding.
University of California, USA.
Ashari. S., 1995. Hortikultura
Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Sunanjono.
2004. Teknik budidaya tanaman
Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta